Menurutnya, Presiden mempertimbangkan pentingnya menjaga keseimbangan perdagangan dengan menyesuaikan impor sesuai kebutuhan sambil terus mendorong peningkatan produksi dalam negeri untuk memperkuat ketahanan dan kemandirian ekonomi nasional.
"Bapak Presiden juga mempertimbangkan perlu adanya trade balance. Jadi, kalau kita ekspor ke suatu negara, kita juga perlu menyeimbangkan impor kita dari sana sesuai kebutuhan kita. Tapi kita juga harus sambil meningkatkan produksi dalam negeri," beber Arief.
Proyeksi yang disusun pemerintah memuat angka-angka yang kredibel dengan tetap bertujuan melindungi kepentingan produsen pangan dalam negeri. Pengadaan luar negeri, lanjut Arief, senantiasa akan diupayakan tidak memberi dampak disruptif.
"Jadi sekali lagi, bukan impornya dibuka sebanyak-banyaknya masuk ke sini. Kita ada neracanya, yang maksudnya lebih ke melindungi para petani dan peternak. Ini kita susun bersama-sama dengan kementerian lembaga dan semua stakeholder pangan," kata Arief.