Beranda Kolom Menaksir Kelanjutan Drama Darurat Militer Korsel Pascapemakzulan Presiden

Menaksir Kelanjutan Drama Darurat Militer Korsel Pascapemakzulan Presiden

Anggota parlemen Majelis Nasional Korea Selatan (Korsel) melakukan pemungutan suara untuk mosi pemakzulan kedua terhadap Presiden Korsel Yoon Suk-yeol di Seoul, Korsel, pada 14 Desember 2024.(Xinhua/Yao Qilin)

0
Xinhua

Jika pemakzulan presiden tersebut disahkan oleh MK Korsel, pemilihan presiden yang digelar lebih awal (snap election) akan diadakan dalam kurun waktu 60 hari. Jika pemakzulan tersebut ditolak, status Yoon sebagai presiden akan dipulihkan dan dia akan kembali menjalankan tugasnya.

PM Han pada Sabtu mengatakan dirinya akan melakukan segala upaya untuk menjalankan urusan negara dengan stabil.

Orang-orang menonton pidato Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol yang disiarkan di televisi di Stasiun Kereta Seoul di Seoul, Korsel, pada 12 Desember 2024. (Xinhua/Yao Qilin)

Namun, PM Han dan beberapa anggota inti kabinet dituduh terlibat dalam dugaan pemberontakan Yoon.

Park Chan-dae, pemimpin oposisi utama Partai Demokrat Korsel, mengatakan kepada awak media setelah pemungutan suara tersebut bahwa pemakzulan Yoon "hanyalah langkah pertama" untuk mengatasi dampak dari deklarasi darurat militer Yoon pada 3 Desember, seraya bersumpah untuk mendorong investigasi menyeluruh terhadap Yoon dan "kaki tangan pemberontakan" lainnya.

BERBAGAI KEMUNGKINAN LAIN  

Ini merupakan pemakzulan presiden ketiga dalam sejarah modern negara Asia itu. Mantan presiden Korsel dari kubu konservatif, Park Geun-hye, dicopot dari jabatannya oleh MK Korsel pada 2017. Sementara itu, mantan presiden berhaluan liberal, mendiang Roh Moo-hyun, kembali memegang jabatannya setelah dimakzulkan pada 2004.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here