Salah satu yang menjadi perhatian pelaku pasar yakni data suku bunga (BI Rate) yang akan disampaikan BI pada 24 April. Saat ini, suku bunga BI masih berada di angka 6% dan sudah lima bulan beruntun, BI menahan suku bunga.
Lebih lanjut pada Kamis (25/4/2024), BI akan merilis M2 money supply secara tahunan (year on year/yoy) yang menunjukkan jumlah uang beredar dalam arti luas di masyarakat.
Tampaknya data M2 menunjukkan angka 5%an yoy mengingat momen Lebaran membutuhkan jumlah uang yang cukup banyak sehingga peningkatan akan terjadi. Namun hal lain yang perlu diperhatikan adalah jika sebaran uang berlimpah, maka hal ini akan berdampak pada inflasi yang berpotensi mengalami kenaikan.
Pada hari yang sama, AS akan merilis data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) QoQ Advance untuk kuartal I-2024. Konsensus memperkirakan bahwa PDB AS akan lebih rendah menjadi 2,1% dari yang sebelumnya 3,4% pada kuartal IV-2023.
Berdasarkan data saat ini, pertumbuhan ekonomi AS cukup sulit untuk diturunkan karena data-data fundamental AS masih cukup solid bahkan International Monetary Fund (IMF) dalam laporan terakhirnya April 2024 memprediksi AS akan mengalami pertumbuhan PDB sebesar 2,7% pada tahun ini atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya yakni 2,5%.
Sementara pada hari terakhir perdagangan pekan ini (26/4/2024), Jepang akan merilis data suku bunganya dan diperkirakan masih akan menahan suku bunganya.